Dalam praktiknya, sering
terjadi proses reaksi kimia yang tidak tepat berjalan secara stoikiometrik.
Biasanya, salah satu reaktan berada dalam jumlah yang berlebihan, sehingga
reaksi tidak dapat berjalan stoikiometrik. Pada akhir reaksi, masih terdapat sisa-sisa
jenuh reaktan. Selain itu, hasil reaksi yang terbetuk tidak tepat seperti
perhitungan teoretis. Neraca massa yang melibatkan reaksi kimia dilakukan
dengan satuan mol. Jika basis dinyatakan dalam satuan massa, volume atau
lainnya harus diubah terlebih dulu menjadi satuan mol.
Jika zat-zat yang
direaksikan perbandingan mol zat-zatnya tidak sesuai dengan perbadingan
koefisien reaksinya, akan terdapat zat yang tersisa dan zat yang habis
bereaksi. Zat yang habis bereaksi akan membatasi suatu reaksi, meskipun
pereaksi yang lain masih tersisa. Akan tetapi, terdapat zat pereaksi yang sudah
habis bereaksi sehingga reaksinya akan berhenti. Zat yang habis bereaksi dan
membatasi suatu reaksi disebut pereaksi batas. Dalam perhitungan kuantitatif,
sistem reaksi yang demikian perlu diketahui beberapa istilah yang sering
digunakan dalam praktik teknik kimia sebagai berikut.
a. Limiting
reactant (reaktan pembatas)
Limiting
reactant adalah reaktan yang jumlah molnya paling sedikit jika ditinjau dari
segi stoikiometrik atau reaktan yang akan habis terlebih dulu dibandingkan reaktan
lainnya.
b. Excess
reactant (zat reaktan yang berlebihan)
Excess
reactant adalah reaktan yang secara stoikiometrik jumlah molnya berlebih sehingga
tersisa pada suatu reaksi.
c. Percent
excess of reactant adalah persentase reaktan yang berlebih.
d. Konversi
Konversi
reaksi adalah fraksi umpan atau komponen dalam umpan yang terkonversi menjadi
produk.
nilai
konversi = 0 sampai dengan 100% (=1,00)
e. Yield/rendemen
Yield atau rendemen menunjukkan perbandingan antara berat hasil dengan berat umpan.
Sumber:
Pangajuanto, T. 2020. Asas Teknik Kimia (C3 Kelas XI).
Malang.
0 Komentar